Kebaikan
Di Dalam Kebaikan
Sifat lupa adalah fitrah kehidupan bagi umat manusia di muka bumi
ini. Seperti yang telah di simpulkan oleh Ustadz Adi hidayat Lc. bahwa faktor
lupa seseorang terbagi menjadi 2. Yaitu, pertama adalah terpuji dimana
yang sifatnya anugerah, untuk meringankan beban kehidupan kita, atau menambah
pahala. Kedua, merupakan lupa yang tercela atau yang disebabkan oleh
perbuatan-perbuatan maksiat. Karena perbuatan maksiat akan berdampak pada
jauhnya hubungan kita kepada Allah atau melupakan nilai-nilai kebaikan, seperti
orang berbuat maksiat lupa waktu sholat, lupa membaca Al-Quran.
Yang pertama yaitu lupa yang dipuji, dimana terdapat dua bagian,
pertama yaitu takhfif fi al-hayah (meringankan aspek kehidupan) seperti,
ketika manusia ingat semua kejadian dari lahir sampai sekarang maka akan berat
bebannya untuk manusia, oleh karena itu di beberapa bagian tertentu di berikanlah
anugerah lupa oleh Allah untuk meringankan aspek kehidupan manusia. Dan sifat
lupa ini masyaallah disimpan di bagian memori paling dalam kita, dan suatu saat
nanti dibutuhkan beberapa perjuangan-perjuangan kita akan diingatkan melalui
sebuah kejadian atau hikmah-hikmah tertentu.
Kemudian yang kedua yaitu menambah nilai pahala dalam konteks
ibadah tertentu. Seperti seorang penghafal Al-Quran yang merasakan kesulitan
dalam menghafal padahal sudah meninggalkan maksiat, ihktiarnya banyak sekali
bahkan rajin beribadah. Namun qadharullah ia sulit dalam menghafal Al-Quran.
Ternyata terdapat hikmat didalamnya, hikmahnya ialah rahmat Allah SWT yaitu
untuk diberikan tambahan pahala kepadanya, dengan mengulang apa yang telah
seseorang usahakan untuk dihafal. Karena menghafal bukan seberapa banyak
hafalan yang dikumpulkan namun seberapa banyak ihktiar dalam menghadirkan
Al-Quran untuk jiwa kita yang telah diusahakan.
قَالَ رَسُولُ
الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ
بِهِ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أقُوْلُ الم حَرْفٌ وَ
لَكِنَّ أَلِفٌ حَرْفٌ وَ لاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
Ketika kita merasakan kesulitan dalam menghafal pasti kita akan
mengulang-ulang kembali kalimat dari ayat itu, semakin banyak kita mengulang
makan semakin banyak pahala yang kita dapat. Dari situlah cara Allah
menambahkan pahala untuk hamba Nya. Jadi, jangan pernah putus asa ketika kita
merasa kesulitan dalam menghafal, karena itu lah cara Allah ingin kita bersama
Nya. Allah baik ya, dalam suatu kebaikan masih memberikan kebaikan lagi
didalamnya. Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan.
Komentar
Posting Komentar