Dalam sebuah keluarga tidak ada hal yang baik baik
saja bukan? Adakala dimana salah satu diantara mereka yang melakukan kesalahan,
karena hakikat manusia adalah tempat salah dan lupa. Maka wajar jika salah satu
dari mereka melakukan kesalahan. Hanya saja jangan sampai berlarut larut
mengulang kesalahan yang sama.
Suami yang
paham agama sangat diperlukan untuk menciptakan keluarga yang ideal. Bagaimana
sikap, tingkah, dan cara menghargai isteri nya dengan cara yang baik dan bahkan
mampu menerapkan cara qur’ani yang telah di perintahkan oleh Allah.
Sesungguhnya Allah maha adil, al-qodhi al-hakiki
huwa Allah. Allah memberikan laki-laki sebuah kepercayaan sebagai pelindung
bagi wanita. Allah juga memberikan kelebihan untuk laki-laki sebagai pemimpin
dari pada wanita. Namun, tidak semua laki-laki mampu dikatakan sebagai
pelindung atau pemimpin sebenaranya tanpa memenuhi beberapa syarat.
الرِّجَالُ
قَوَّمُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَّ
بِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّلِحَاتُ قاَنِتَاتٌ حَافِظَاتٌ
لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ للَّهَ وَلَّتِي تَخَافُوْنَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُهُنَّ
وَاهْجُرُهُنَّ فىِ المَضَاجِعِ وَاضْرِبُهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا
تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلاً إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّأ كَبِيْرًا (النساء
34)
Artinya: “laki-laki
(suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena
mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka
perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).
Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat
kepada mereka, tinggalkanlah mereka ditempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau
perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha
Besar.”
Suami (qawwamun)
adalah laki-laki yang mampu mendidik dan membimbing seorang istrinya dalam
kebaikan. Sebelum mendidik dan membimbing ada beberapa hal yang perlu dimiliki,
yaitu kesehatan akal, kebaikan fikiran, ilmu yang bermanfaat sampai mampu
mendidik serta membimbing dengan cara yang disyariatkan Islam. Dan mampu
memberi nafkah kepada istri dari usaha yang telah dilakukannya.
Istri seperti
apa yang berhak dibimbing, dididik, dan dilindungi?
Allah tidak
semata-mata memberikan syarat kepada laki-laki untuk menjadi suami kaamil. Allah
sangat adil dan menyukai keadilan. Allah memberikan syarat kepada wanita untuk
menjadi istri hasanah pula. Isteri hasanah adalah dia yang taat
kepada Allah, maksud taat disini ialah kata umum yang sangat luas dan universal.
Tidak hanya sekedar baik akhlaqnya atau rajin ibadahnya. Namun taat adalah
menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi larangan yang telah ditetapkan
oleh Nya. Ketika ia mampu taat kepada allah, maka sudah sepastinya ia taat
kepada suaminya.
Kemudian syarat
kedua menjadi isteri hasanah ialah ia yang mampu menjaga dirinya dari
laki-laki lain ketika ditinggal suami dirumah sendiri. Dan ia tidak berfikir
bahwa tidak ada satu pun seseorang melihat, namun ia merasakan penjagaan bahwa
Allah Maha Melihat. Karena hakikatnya
wanita telah dijaga oleh Allah, maka jangan menyia-nyiakan penjagaan tersebut.
Lalu bagaimana
sikap suami ketika sang istri melakukan kesalahan?
Dari surah
an-Nisaa ayat 34 tersebut, telah menjelaskan bagaimana sikap suami ketika sang
istri melakukan kesalahan. Kalimat faidhuhunna yang berarti annasihah
maksudnya ialah memberikan nasihat yang baik dengan menggunakan suara
lembut dan rendah yang mana kudrat wanita memang berhati lemah. Kemudian kalimat
wahjuruhunna fi al-madhaji’ yakni memulai dalam pembicaraan yang baik
dalam menyelesaikan masalah yang telah menjadi penyebab kesalahan. Dan kalimat wadribuhunna,
allah memperbolehkan untuk memukul istri yang telah melakukan kesalahan
namun dengan syarat tidak berdarah, terluka, dan membekas.
Kemudian jika
sudah kembali dengan baik, maka jaga dia dan jangan sampai mengingat-ingat
kesalahan yang telah terjadi. Sesungguhnya Allah tidak akan membebani seorang
hamba Nya diatas batas kemampuannya.
masya allah kakaknya
BalasHapusAlhamdulillah tabarakallah kak
Hapus