Air Mata Tobat

 

 

Seberapa persen persiapan kita terhadap amalan dan balasan nantinya? Sudah yakinkah kanan nya lebih berat dari sebelah kirinya?

Setiap lisan yang terucap, setiap kaki dalam melangkah, dan setiap hati yang terbolak-balikan senantiasa sering lalai dalam mengimplementasikan. Mengupas kelalaian, menggali kesalahan akan terus terdapatkan jika tobat tak kunjung terlaksanakan. Menunda-menunda untuk bertobat merupakan hal yang sangat tersia-siakan. Karena kita tak pernah tahu kapan waktu kembali dan berhadap kepada Nya.

Bukankah Allah memiliki bentangan lautan seluas samudera? Namun, ingatlah air mata penyesalan seorang pendosa yang lebih Allah sukai, meskipun hanya setetes saja.

Kapan? Kapan memulai untuk menadahkan tangan, memuji keagungan, meminta maaf yang tak terbataskan sampai tersedu-sedu menangis menyesali dosa yang sudah menjadi tumpukan?

Allah itu dekat. Jika bertanya, dimanakah Dia? Sesungguhnya Dia sangat dekat, akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang senantiasa mau berdoa.

 

وَ إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوْا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah Ku) dan berimana kepada Ku agar mereka memperoleh kebenaran”. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)

Kedekatan Allah dengan hamba Nya merupakan kedekatan yang aplikatif, bukan sekedar kedekatan hampa yang kosong, namun kedekatan yang erat akan doa dan amal shalih terhadap apa yang dilakukan oleh hamba Nya. Ungkapan lembut Allah “sesunggunya Aku dekat” suatu komitmen Allah dan penegasan bahwa senantiasa dekat dengan hamba Nya dimanapun kapanpun dan bagaimana pun keadaannya. Apalagi hamba Nya yang selalu mendekat dan selalu bersandar kepada dengan selalu bertaqwa kepada Nya.

Tidak hanya melalui kalamullah saja Allah menegaskan kedekatan terhadap hamba Nya, melalui hadits Qudsi Allah pun memberikan jaminan bagi hamba-hamba Nya. “Aku berada dalam sangkaan hamba Ku kepada Ku, dan Aku bersamanya bila ia berdoa kepada Ku. Tidaklah hamba Ku mendekat kepada Ku sejengkal melainkan Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Tidaklah hamba Ku mendekat kepada Ku sehasta melainkan Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Tidaklah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan berjalan melainkan Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari” (muttafaqun alaih)

Allah itu Maha Pemaaf. Jika bertanya, apakah Dia akan memaafkan dosa yang sudah membumbung langit dengan kesalahan sepenuh bumi ini?

وَسَرِعُوا إِلَى مَغْفرةٍ مِّنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ والأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (QS Āli 'Imrān: 133).

عن أنس رضي لله عنه قال : سَمِعْتُ رَسُوْلِ الله صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ الله تَعَالَى : يَا ابنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِيْ وَ رَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ اُبَا ليْ. يَا ابنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبَكَ عَنَانَ السَّمَاءِ، ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا، لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً (رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح)

Anas ra. Berkata, saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, Allah SWT., berfirman, “Wahai anak Adam selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni segala dosamu yang telah lalu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam jikalau dosamu membumbung setinggi langit lalu engkau meminta ampunan-Ku, pasti engkau Ku ampuni. Wahai anak Adam andai engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku sedikitpun, pasti Aku mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula” (hadits Riwayat Tirmidzi dan ia berkata hadits ini hasan shahih)

 

 

 

Komentar